Industri di Medan Pesimistis Masalah Krisis Gas Bisa Selesai di 2014



Pemerintah merencanakan merevitalisasi kilang LNG (liquefied natural gas) Arun yang targetnya selesai pada 2014, untuk mengatasi masalah krisis gas di Medan. Bagi kalangan industri di Medan, Sumatera Utara, mereka pesimistis masalah krisis gas di wilayahnya bisa terselesaikan.

"Pemerintah punya rencana akan merevitalisasi kilang LNG Arun. Jadi LNG dari Tangguh Papua dibawa pakai kapal ke Arun, nanti di LNG di regasification menjadi gas lalu disalurkan melalui pipa ke Industri," kata Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Safiun ketika dihubungi detikFinance, Minggu (24/2/2013).

Namun hal ini kata Safiun sulit untuk mengatasi krisis gas di Medan, pasalnya harga jual gas akan jauh lebih mahal dan sulit diterima industri.

"Pasalnya biaya membawa LNG dari Tangguh ke Arun saja sudah US$ 4 per mmbtu, biaya regasification bisa mencapai US$ 6 per mmbtu, belum lagi penyaluran dar Arun ke industri melalui pipa sepanjang 340 Km," ungkap Safiun.


Berdasarkan hitungannya, kemungkinan harga gas dari Arun untuk industri bisa mencapai US$ 20 per mmbtu, sementara saat ini industri hanya membeli gas bumi seharga US$ 9 per mmbtu.

"Kita cuma bayar gas saat ini US$ 9 per mmbtu, tapi harga gas dari Arun bisa US$ 20 per mmbtu, terlalu mahal, sulit bagi kami, jadi kami sedikit pesimis rencana pemerintah tersebut bisa selesaikan krisis gas bagi industri," ucapnya.

Sementara altenatif lainnya adalah gas dari Duri-Dumai-Medan (DDM).

"Namun gas dari DDM ini yang akan menyalurkan gas dari Duri hingga ke Medan memerlukan infrastruktur gas sepanjang 400 Km dan sampai saat ini belum terbangun, selain itu belum ada kepastian gas ke industri juga, jadi semuanya serba sulit bagi industri di Medan," kata Safiun.

Devout n Degasu™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar